slide 1

####

####

####

####

####

####

####

Kabah dan Maqom Ibrahim

Kabah sebagai kiblat kaum muslimin menjadikan masijidil haram sebagai masjid yang tidak pernah sepi sepanjang tahun. Maqom Ibrahim adalah tanda pijakan Nabi Ibrahim waktu membangun kabah.

Pintu Kabah, Maqom Ibrahim dan Hajar Aswad

Ruang antara pintu Kabah dan Hajar Aswad disebut Multazam yaitu tempat dimana menjadikan doa mustajab.

Masjid Nabawi

Masjid dimana didalamnya terdapat Makam Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Taman Raudhah. Tempat yang sangat mulia itu merupakan tempat Rasulullah SAW beribadah, memimpin sholat serta menerima wahyu.

Jabbal Rahmah

Bukit bersejarah di Padang Arafah, lokasi di mana Adam AS dan Siti Hawa dipertemukan, setelah berpisah ratusan tahun karena melanggar perintah Allah SWT

Pages

Minggu, 15 Juni 2014

Lima fakta unik tentang Ka'bah

Ka’bah merupakan kiblat Shalat bagi seluruh umat Muslim sedunia. Lokasi Ka'bah berada di dalam wilayah Masjidil Haram yang terletak di kota Makkah, Arab Saudi. Musim Haji setiap tahunnya di sini akan terasa dengan datangnya ribuan kaum Muslim dari berbagai penjuru dunia, disamping juga melaksanakan Umrah maupun berziarah ke sejumlah lokasi bersejarah disana.


Dalam Ka'bah tidak terdapat benda apapun. Meskipun demikian, Ka'bah memiliki arti yang sangat penting bagi umat Muslim. Berdasarkan sebuah riwayat, Ka'bah merupakan bangunan pertama yang diciptakan sejak penciptaan Bumi.
Ka'bah memiliki rahasia tersembunyi, bahkan tempat - tempat sekitar Ka'bah termasuk depan pintu Multazam merupakan tempat mustajab untuk berdoa.
Namun, tahukah Anda jika ternyata ada banyak fakta unik di balik kesucian bangunan Ka'bah? Sedikitnya ada 5 fakta unik tentang Ka'bah.

1. Ka'bah mengeluarkan sinar radiasi
Planet bumi mengeluarkan semacam radiasi, yang kemudian diketahui sebagai medan magnet. Penemuan ini sempat mengguncang National Aeronautics and Space Administration ( NASA ), badan antariksa Amerika Serikat, dan temuan ini sempat dipublikasikan melalui internet. Namun entah mengapa, setelah 21 hari tayang, website yang mempublikasikan temuan itu hilang dari dunia maya.
Namun demikian, keberadaan radiasi itu tetap diteliti, dan akhirnya diketahui kalau radiasi tersebut berpusat di kota Makkah, tempat di mana Ka'bah berada. Yang lebih mengejutkan, radiasi tersebut ternyata bersifat infinite ( tidak berujung ). Hal ini terbuktikan ketika para astronot mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih tetap terlihat. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka'bah di planet bumi dengan Ka'bah di alam akhirat.

2. Zero Magnetism Area
Di tengah - tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila seseorang mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.


Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Makkah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu, ketika mengelilingi Ka’ah, maka seakan - akan fisik para jamaah haji seperti di-charge ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

3. Tekanan Gravitasi Tinggi
Ka'bah dan sekitarnya merupakan sebuah area dengan gaya gravitasi yang tinggi. Ini menyebabkan satelit, frekuensi radio ataupun peralatan teknologi lainnya tidak dapat mengetahui isi di dalam Ka'bah. Selain itu, tekanan gravitasi tinggi juga menyebabkan kadar garam dan aliran sungai bawah tanah tinggi. Inilah yang menyebabkan Shalat di Masjidil Haram tidak akan terasa panas meskipun tanpa atap di atasnya.Tekanan gravitasi yang tinggi memberikan kesan langsung kepada sistem imun tubuh untuk bertindak sebagai pertahanan dari segala macam penyakit.

4. Tempat ibadah tertua
Pembangunan Ka'bah telah dilakukan sejak zaman Nabi Adam AS. Ada pula sumber yang menyebutkan, Ka'bah telah dibangun semenjak 2000 tahun sebelum Nabi Adam diturunkan. Pembangunannya pun memerlukan waktu yang lama karena dilakukan dari masa ke masa.
Menurut sebagian riwayat, Ka'bah sudah ada sebelum Nabi Adam AS diturunkan ke bumi, karena sudah dipergunakan oleh para malaikat untuk tawwaf dan ibadah. Ketika Adam dan Hawa terusir dari Taman Surga, mereka diturunkan ke muka bumi, diantar oleh malaikat Jibril. Peristiwa ini jatuh pada tanggal 10 Muharam.

5. Ka'bah memancarkan energi positif
Ka'bah dijadikan sebagai kiblat oleh orang yang Shalat di seluruh dunia, karena orang shalat di seluruh dunia memancarkan energi positif apalagi semua berkiblat kepada Ka'bah. Jadi dapat Anda bayangkan energi positif yang terpusat di Ka'bah, dan juga menjadi pusat gerakan shalat sepanjang waktu karena diketahui waktu salat mengikuti pergerakan Matahari.


Itu artinya, setiap waktu sesuai gerakan Matahari selalu ada orang yang sedang shalat. Jika sekarang seseorang di sini melakukan shalat Dhuhur, demikian pula wilayah yang lebih barat akan memasuki waktu Dhuhur dan seterusnya atau dalam waktu yang bersamaan orang Indonesia shalat Dhuhur orang yang lebih timur melakukan shalat Ashar demikian seterusnya.

Memandang Ka'bah dengan ikhlas akan mendatangkan ketenangan jiwa. Aturan untuk tidak mengenakan topi atau kepala saat beribadah haji juga memiliki banyak manfaat. Rambut yang ada di tubuh manusia dapat berfungsi sebagai antena untuk menerima energi positif yang dipancarkan Ka'bah.

Makam Rasullulah SAW

Madinah - Ada yang spesial saat jamaah haji berkunjung ke Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi. Masjid ini menyimpan makam Nabi Muhammad dan Raudhah, sebuah taman yang diyakini adalah taman surga. Seperti apa kisah dan wujudnya?


Sama seperti Makkah, Madinah juga punya banyak tempat bersejarah yang menyimpan kisah Nabi Muhammad. Salah satunya adalah Masjid Nabawi yang lokasinya berada di tengah Kota Madinah. Di sinilah tempatnya jamaah haji mengobati rindu dengan Nabi Muhammad, sebab Masjid Nabawi dulunya adalah rumah Nabi Muhammad.

Menurut sejarah, Masjid Nabawi dibangun langsung oleh Nabi Muhammad dan menjadi masjid yang paling berharga bagi umat Muslim, setelah Masjidil Haram. Tampak luar, masjid ini terlihat berwarna putih bersih dan besar.


Saat zaman Nabi Muhammad, Masjid Nabawi hanya berukuran 50 x 50 meter persegi. Namun, kini Masjid Nabawi mampu menampung hingga 1 juta jamaah. Saat ibadah haji atau umrah, Masjid Nabawi pun bakal dipadati oleh jamaah.





Keistimewaan Masjid Nabawi adalah adanya makam Nabi Muhammad yang berada di tengah-tengah bagian masjid. Makam nabi tidaklah sama dengan makam-makam lainnya yang ada di dunia. Makamnya ditutup dan dibatasi oleh pagar yang tinggi serta berhiaskan kaligrafi-kaligrafi.

Makam Nabi Muhammad pun dijaga oleh seoang beberapa penjaga yang disebut askar. Para askar berdiri dengan gagah di depan makam untuk mencegah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, seperti menangis atau salat di depan makamnya.


Askar juga akan mengatur para jamaah yang  ingin  berziarah  agar  berjalan dengan tertib dan nyaman.  Bagi  jamaah  yang  datang  ke makam  Nabi  Muhammad, cukup dengan salam dan berdoa saja. Anda juga bisa melihat makamnya dari sela-sela pagar yang tinggi. Makam Nabi Muhammad bisa didatangi setiap harinya selama 24 jam.


Jabbal Rahmah

Bukit berbatu ini menjadi saksi abadi sejarah pertemuan Adam dan Hawa setelah ratusan tahun berpisah setelah diturunkan dari syurga.


Penciptaan Adam dan hawa menjadi sejarah nyata bagi kehidupan seluruh umat di dunia. Jejak-jejak keberadaan dua makhluk pertama di dunia ini dapat kita jumpai di beberapa tempat. Salah satunya di Jabal Rahmah.

Jabal Rahmah berada di bagian timur Padang Arafah di kota Mekkah Arab Saudi. Sesuai dengan namanya, jabal berarti sebuah bukit atau gunung, sementara Rahmah adalah kasih sayang. Sesuai dengan namanya, bukit ini di yakini sebagai pertemuan antara Nabi Adam dan Siti Hawa setelah mereka dipisahkan dan diturunkan dari syurga oleh Allah selama bertahun-tahun setelah melakukan kesalahan dengan memakan buah khuldi yang terlarang.


Konon berdasarkan cerita ahli sejarah, Nabi Adam diturunkan di negeri India, sedangkan Siti Hawa diturunkan di Irak. Setelah keduanya bertaubat untuk memohon ampun, akhirnya atas ijin Allah mereka dipertemukan di bukit ini. Setelah pertemuan ini, Adam dan Hawa melanjutkan hidup mereka dan melahirkan anak-anak keturunanya sampai sekarang.

Untuk menuju puncak tempat ini, kita bisa menempuhnya sekitar 15 menit dari dasar bukit. Bukit batu ini berada pada ketinggian kurang lebih enam puluh lima meter yang puncaknya menjulang. Di bukit ini terdapat sebuah monumen yang terbuat dari beton persegi empat dengan lebar kurang lebih 1, 8 meter dan tingginya 8 meter. Menuju puncak bukit ini pemerintah setempat telah membangun infrastruktur yang memadai sehingga memudahkan bagi pengunjung untuk menikmatinya. Infrastruktur ini berupa jalanan berbentuk tangga dengan 168 undakan menuju puncak tugu.

Dari bukit ini kita bisa menyaksikan hamparan padang Arafah yang setiap tahunnya dipadati oleh jamaah dari seluruh penjuru dunia ketika musim haji tiba. Juga dapat menyaksikan matahari yang terbit atau juga sinar jingga yang mengiringi saat menjelang terbenamnya matahari.

Jabal Rahmah juga merupakan tempat wahyu terakhir kepada Nabi Muhammad SAW tatkala melakukan wukuf. Wahyu tersebut termuat dalam QS Al-Maidah (5) : 3, “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Ku sempurnakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. …..
Turunnya ayat ini membuat para sahabat bersedih, sebab mereka merasa akan kehilangan Rasulullah dan tak berapa lama kemudian, Rasulullah dipanggil menghadap oleh Allah SWT.

Tempat berdoa
Salah satu bukit bersejarah ini tak pernah dilewatkan oleh jama’ah haji atau umrah dari seluruh penjuru dunia. Mereka selalu menyempatkan diri untuk shalat dan memanjatkan doa ketika sudah sampai disana. Kebanyakan mereka berasal dari Negara-negara Asia, seperti Indonesia, Malaysia, India. Juga ada jamaah dari Negara Yaman, Bangladesh, Pakistan, dan Nigeria. Tapi tak jarang pula mereka berasal dari Turki atau Negara-negara tetangga Arab Saudi yang lain.

Mereka meyakini, tempat ini sebagai tempat suci untuk menungkapkan keinginan dan hajat mereka terkait dengan keluarga. Misalnya ingin mendapat pasangan,dikarunia anak yang sholeh dan sholehah, atau berdoa agar keluarga yang dibangun Sakinah Mawaddah Warahmah. Pada saat musim haji tempat ini tidak pernah sepi dikunjungi seluruh jamaah untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT.

Mereka juga lebih suka menempuh jalanan terjal berbatu yang curam daripada menaiki tangga berundak, pengunjung ingin merasakan secara langsung, bagaimana rasanya perjuangan yang dilakukan oleh nenek moyang kita dalam menyatukan kembali keluarga yang tercerai berai.

Namun pemerintah setempat telah memberikan papan peringatan kepada para jamaah agar tidak berlebihan.

Tempat wisata
Selain digunakan untuk bermunajat dan berdoa, bukit ini juga dijadikan sebagai tempat wisata. Disini kita akan banyak menjumpai para pedagang yang menjajakan souvenir seperti batu cincin, kopiah, tasbih, sorban dan sejumlah benda pernak-pernik lainnya. Umumnya mereka ini para pendatang yang berasal dari Afrika. Di tempat yang bersejarah ini, pengais Real yang kulit hitam menjajakan berbagai dagangannya untuk dijadikan oleh-oleh para tamu Allah sekembalinya dari tanah.

Di tempat ini juga disediakan Unta bagi para wisatawan yang ingin mencoba nuansa padang pasir. Para pemilik onta ini akan mendatangi para wisatawan untuk menawarkan onta mereka sambil mereka siap untuk mengabadikan setiap momen dengan kamera yang sudah dibawanya.

Tarif yang dipatok bermacam-macam antara 5 sampai 10 real, tergantung kita bisa menawarnya atau tidak. Kebanyakan paket umrah biasanya selalu menyempatkan untuk mengunjungi Jabal Rahmah ini sebagai paket wisata yang mereka tawarkan.

Tak lupa pula mereka juga menawarkan dagangan ini dengan iming-iming murah. Mereka biasanya menguasai bahasa-bahasa pendek seperti bagus, murah, indah dan lain-lain. Terlebih lagi mereka dengan mudah dapat mengetahui asal jamaah dari postur tubuh atau dialek yang digunakan saat bertransaksi.

Para wisatawan yang datang tidak akan melewatkan untuk berfoto sejenak mengambil view Jabal Rahmah yang menjadi saksi abadi pertemuan Adam dan Hawa. Bayangan romantisme antara Adam dan Hawa di tempat ini yang banyak menarik wisatawan untuk berkunjung.
Tempat ini sekaligus menjadi bukti dari kasih sayang Allah kepada hambaNya yang bertaubat. Setelah memberikan hukuman sekian tahun atas kesalahan yang dilakukan, Nabi Adam lalu bertaubat sepanjang hidupnya, sampai akhirnya Allah mengabulkan permohonan dan permintaannya untuk dipertemukan dengan belahan jiwanya Siti Hawa.

Mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang diabadikan dalam Al-qur’an bisa meningkatkan keimanan dan keyakinan kita kepada kasih sayang Allah SWT, juga menambah wawasan pengetahuan keislaman kita. Semoga kita bisa mengambil makna dari sejarah berabad-abad silam untuk mendekatkan diri pada Allah SWT, Amin.

Masjid Bir Ali

DARI kejauhan, bangunan itu tampak seperti benteng yang dilengkapi mercusuar tinggi menjulang. Posisinya di tepi Jalan Raya Madinah-Mekkah, Distrik Dzulhulaifah, 9 Km dari Masjid Nabawi. Bangunan berdinding tinggi tersebut menghadap ke sebuah bukit yang dipisahkan oleh jalan bebas hambatan. Itulah Masjid Miqat Bir Ali. 
Pada setiap musim haji, masjid ini keberadaannya cukup penting. Jemaah calon haji gelombang I dari Indonesia yang menuju Madinah, sebelum akhirnya beranjak ke Makkah dipastikan harus singgah lebih dulu di Bir Ali. Di masjid ini para jemaah memulai berniat haji sembari mengenakan kain ikhram dan dilanjutkan salat 2 rekaat

Setelah itu, mereka kembali ke bus untuk melanjutkan perjalanan menuju Makkah. Di masa Nabi Muhammad SAW, Masjid Miqat Bir Ali cukup penting dan memiliki sejarah panjang.



Pembangunan masjid ini bermula ketika Rasulullah SAW berteduh (dan menjalankan salat) di bawah pohon sejenis akasia di Lembah ’Aqiq, daerah Dzulhulaifah. Nabi melakukan itu ketika dalam perjalanan menuju Makkah. Belakangan, di sana, di tempat pohon itu berdiri, dibangunlah sebuah masjid. Kisah inilah yang membuat Masjid Bir Ali akrab dengan sebutan Masjid Syajarah (Pohon).




Masjid itu pun disebut Bir Ali lantaran Ali bin Abi Thalib pernah membuat sumur (bi’r). ”Bahkan, berdasarkan sejarah, Ali bin Abi Thalib tak hanya membuat satu sumur, tetapi banyak. Oleh karena itu, sebagian orang menyebut masjid ini sebagai Abyar (jamak dari kata bi’r) Ali,” kata Ketua Sektor Bir Ali PPIH Arab Saudi, Deni Hudaeny Achmad Arifin, baru-baru ini. Sayang, kini, sumur-sumur itu tak lagi berbekas.

Selain itu, masjid tersebut pun dikenal sebagai Masjid Dzulhulaifah (merujuk pada distrik tempatnya berada) serta Masjid Ihram dan Masjid Almiqat. Dua nama terakhir ini mengacu pada fungsi masjid sebagai <I>miqat makani<P> (niat berihram) bagi jemaah calon haji yang akan menuju Makkah dari arah Madinah.

Setelah zaman Rasulullah, masjid dirombak pada masa Umar bin Abdulaziz saat menjabat sebagai Gubernur Madinah (87-93 hijriah). Renovasi kedua dilakukan Zaini Zainuddin Alistidar pada 861 Hijriah (1456 Masehi). Selanjutnya, pada masa Dinasti Utsmaniah, tepatnya tahun 1090 Hijriah (1679 Masehi), Masjid Bir Ali kembali direnovasi.

Ketika memerintah Arab Saudi (1981-2005), Raja Fahd bin Abdulaziz --yang mengikrarkan diri sebagai khaadimulharamain (pelayan dua Tanah Suci)-- merombak Masjid Bir Ali secara besar-besaran. Konon, ia mengeluarkan dana sebesar 170 juta riyal untuk itu.

Menggunakan karya arsitek ternama Abdulwahid Alwakil, jadilah kini Masjid Bir Ali nan megah dengan berukuran 26.000 meter persegi. Berdiri di atas lahan seluas 90.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 5.000 jemaah. Selain itu, lahan seluas 34.000 meter di antaranya digunakan untuk jalan, areal parkir, pepohonan dan paviliun.

Dalam desain, Alwakil membuat komposisi bangunan masjid berprofil tinggi yang dikelilingi benteng berprofil rendah. Ia mengaku terinspirasi oleh tradisi masyarakat setempat. Di bagian atap, ia membubuhkan kubah. Selain itu, di salah satu sudut bangunan masjid, ia menambahkan menara setinggi 64 meter yang mirip sekali dengan mercusuar. Masjid ini pun dilengkapi  512 toilet dan 566 kamar mandi. Sementara lahan parkir di sekitarnya mampu menampung 500 kendaraan kecil dan 80 kendaraan besar. 

Kini hampir setiap waktu Masjid Bir Ali banyak disinggahi jemaah haji untuk salat dan berniat haji. Mereka datang dari semua penjuru, termasuk Indonesia. Labbaiik allaahumma labbaiik...

Kamis, 12 Juni 2014

Jabbal Uhud

Jabal Uhud (gunung Uhud), adalah gunung batu berwarna kemerahan, tidaklah begitu besar, tingginya hanya 1.050 meter dan terpisah dari bukit-bukit lainnya. Berlokasi sekitar 5 kilometer sebelah utara kota Madinah.


Bentuk Jabal Uhud, seperti sekelompok gunung yang tidak bersambungan dengan gunung-gunung yang lain. Sementara umumnya bukit di Madinah, berbentuk sambung menyambung. Karena itulah, penduduk Madinah menyebutnya Jabal Uhud yang artinya ‘bukit menyendiri’.

Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang masuk ke Madinah maupun yang menuju Makkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

Anas radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw memandang ke Uhud sambil bersabda,”Sesungguhnya Uhud adalah gunung yang sangat mencintai kita, dan kita pun mencintainya.” (HR. Muslim : 1393).

Disunnahkan ketika berziarah ke Jabal Uhud ini kita memberi salam kepada para suhada Uhud serta mendoakannya. Sebelum dibangun jalan baru yang menghubungkan Kota Makkah dan Madinah oleh pemerintah Kerajaan Saudi, Jabal Uhud selalu dilewati oleh jamaah yang hendak menuju Madinah maupun yang menuju Makkah. Letaknya memang di pinggir jalan raya menuju kedua kota itu.

Namun, sejak tahun 1984, perjalanan jamaah haji dari Makkah ke Madinah atau dari Madinah ke Jeddah, tidak lagi melalui jalan lama tersebut. Melainkan melalui jalan baru yang tidak melewati pinggir jabal.

Sejarah Jabal Uhud
Di kawasan Uhud itu, pertempuran spiritual dan politik dalam arti sebenarnya memang terjadi. Ketika itu, pasukan diberi pilihan antara kesetiaan pada agama dan kecintaan pada harta. Melihat lokasi dan kawasan perbukitan yang mengelilinginya, maka orang bisa membayangkan bagaimana sulitnya medan perang ketika itu.

Perang di kawasan Uhud, bermula dari keinginan balas dendam kaum kafir Quraisy seusai kekalahan mereka dalam Perang Badar. Mereka berencana menyerbu umat Islam yang ada di Madinah. Peristiwanya terjadi pada 15 Syawal 3 H, atau sekitar bulan Maret 625.
Menghadapi rencana penyerbuan tersebut, Rasulullah saw memerintahkan barisan pasukan Muslimin menyongsong kaum kafir itu di luar Kota Madinah. Strategi pun disusun. Sebanyak 50 pasukan pemanah, oleh Rasulullah saw yang memimpin langsung pasukannya, ditempatkan di atas Jabal Uhud. Mereka diperintahkan menunggu di bukit tersebut, untuk melakukan serangan apabila kaum Quraisy menyerbu, terutama pasukan berkudanya. Sedangkan pasukan lainnya, menunggu di celah bukit.

Maka, perang antara pasukan kaum Muslimin yang berjumlah 700 orang melawan kaum musyrikin Makkah yang berjumlah 3.000 orang, akhirnya berkobar. Dalam perang dahsyat itu pasukan Muslimin sebenarnya sudah memperoleh kemenangan yang gemilang.
Namun, kemenangan tersebut berbalik menjadi kisah pilu, karena pasukan pemanah kaum Muslimin yang tadinya ditempatkan di Bukit Uhud, tergiur barang-barang kaum musyrikin yang sebelumnya sempat melarikan diri. Melihat kaum musyrikin melarikan diri dan barang bawaannya tergeletak di lembah Uhud, pasukan pemanah meninggalkan posnya dengan menuruni bukit. Padahal, sebelumnya Rasulullah saw telah menginstruksikan agar tidak meninggalkan Bukit Uhud, walau apa pun yang terjadi.

Adanya pengosongan pos oleh pemanah tersebut digunakan oleh panglima kaum musyrikin, Khalid bin Walid (sebelum masuk Islam) untuk menggerakkan kembali tentaranya guna menyerang umat Islam. Khalid bin Walid ini, sebelumnya memang digambarkan sebagai seorang ahli strategi yang memimpin tentara berkuda.

Akibat serangan balik tersebut, umat Islam mengalami kekalahan tidak sedikit. Sebanyak 70 orang sahabat gugur sebagai syuhada. Termasuk paman Rasulullah saw, Hamzah bin Abdul Muthalib. Rasulullah saw sangat bersedih atas kematian pamannya tersebut.
Kematian paman Rasulullah saw ini, akibat ulah Hindun binti Utbah, istri seoran kaum musyrikin, yang mengupah Wahsyi Alhabsyi, seorang budak, untuk membunuh Hamzah. Tindakan balas dendam dilakukan Hindun, karena ayahnya dibunuh oleh Hamzah dalam Perang Badar. Wahsyi dijanjikan akan mendapat kemerdekaan bila dapat membunuh Hamzah dalam peperangan ini.

Dalam pertempuran itu, Rasulullah saw juga mengalami luka-luka yang cukup parah. Bahkan, sahabat-sahabatnya yang menjadi perisai pelindung Rasulullah saw, gugur dengan tubuh dipenuhi anak panah.

Setelah perang usai dan kaum musyrikin mengundurkan diri kembali ke Makkah, Nabi Muhammad saw memerintahkan agar para sahabatnya yang gugur dimakamkan di tempat mereka roboh, sehingga ada satu liang kubur untuk memakamkan beberapa syuhada. Jenazah para syuhada Uhud ini, akhirnya dimakamkan dekat lokasi perang serta dishalatkan satu per satu sebelum dikuburkan.

Adapun Sayidina Hamzah bin Abdul Muthalib, dishalatkan sebanyak 70 kali. Beliau pun dimakamkan menjadi satu dengan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi Muhammad saw) di lokasi terpisah dengan lokasi para syuhada yang lain.
Kini, jika kita datang ke lokasi tersebut, kompleks pemakaman itu akan terlihat sangat sederhana, hanya dikelilingi pagar setinggi 1,75 meter. Dari luar hanya ada jeruji, sehingga jamaah bisa melongok sedikit ke dalam. Bahkan, di dalam areal permakaman yang dikelilingi pagar itu, tidak ada tanda-tanda khusus seperti batu nisan, yang menandakan ada makam di sana.

Namun demikian, ziarah ke Jabal Uhud telah menjadi menu penting bagi segenap jamaah haji atau umrah, ketika berada di Kota Suci Madinah. Dari manapun mereka berasal, mereka bisanya akan berusaha berziarah ke kompleks makam tersebut.
Seperti yang dikisahkan, lantaran kecintaan Rasulullah saw kepada para syuhada Uhud, beliau senantiasa berziarah ke Jabal Uhud hampir setiap tahun. Langkah beliau kemudian juga diikuti oleh beberapa sahabat sesudah Rasulullah saw wafat. Bahkan, dikisahkan bahwa Umar dan Abubakar, juga selalu mengingatkan Rasul jika perjalanannya telah mendekati Uhud.
Rasulullah saw bersabda,”Mereka yang dimakamkan di Uhud tak memperoleh tempat lain kecuali ruhnya berada did alam burung hijau yang melintasi sungai Surgawi. Burung itu memakan makanan dari taman surga, dan tak pernah kehabisan makanan. Pada syuhada itu berkata siapa yang akan menceritakan kondisi kami kepada saudara kami bahwa kami sudah berada di surga.”

Maka Allah SWT berfirman ,” Aku yang akan memberi kabar kepada mereka.” Maka dari situ kemudian turun ayat yang berbunyi,” Dan janganlah mengira bahwa orang yang terbunuh di jalan Allah SWT itu meninggal (Qs 3:169)
Hingga kini, Jabal Uhud menjadi tempat penting untuk diziarahi oleh para jamaah haji. Di tempat ini, biasanya banyak mutawwif yang memandu memimpin doa. Di dalam buku panduan haji sendiri telah dicantumkan doa ketika ziarah ke Bukit Uhud. Biasanya di tempat ini panas amat terik. Ada yang menganjurkan berziarah ke Uhud pada hari Kamis dan Jumat sebagaimana Rasulullah saw melakukan


Makam Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib (paman Nabi Muhammad saw) dan Abdullah bin Jahsyi (sepupu Nabi Muhammad saw) ditandai dengan batu-batu hitam. Sedangkan 68 makam syuhada berada di sampingnya tanpa ada tanda.

Jabbal Tsur

Ketika  memandang  lepas  di Kota  Makkah,  terlihat  beberapa  bukit batu.  Di antara dataran tinggi bebatuan tersebut, tepatnya jika memandang ke  arah  selatan,  ada  bukit  yang menjadi saksi  sejarah  keajaiban  yang  diberikan  Allah SWT  kepada Rasulullah SAW.  Bukit tersebut adalah Jabal Tsur.


Bukit ini mempunyai tiga puncak yang saling berdekatan dan menyambung. Bukit itu termasuk salah satu yang tertinggi di Kota Makkah. Di puncaknya, ada sebuah gua yang sangat bersejarah, yakni Gua Tsur. 

Para jamaah haji maupun umrah pada umumnya selalu mengunjungi lokasi ini ketika sedang berada di Tanah Suci. Di gua yang berada di Jabal Tsur itulah Rasulullah SAW diselamatkan dari orang Quraisy yang mengejarnya.

Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah tercatat pada 622 Masehi, ketika itu Rasulullah dan para sahabatnya akan melakukan hijrah dari Kota Makkah menuju ke lokasi baru yang nantinya bernama Madinah. 

Hijrah ini dilakukan karena Rasululah mendapatkan banyak ancaman dari kaum kafir. Masa itu merupakan waktu yang kelam bagi umat Islam. Masa yang sangat sulit untuk menegakkan agama Allah.

Bahkan dalam musyawarah yang panjang di Darun Nadwah, para pemuka Quraisy memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Mereka mengirimkan para pemuda perkasa yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy untuk menjadi algojo. 

Masing-masing dilengkapi dengan sebilah pedang. Alasan keterlibatan lebih dari satu kabilah agar Bani Hasyim dan Bani Muthallib, Kabilah Rasulullah berasal, tidak menuntut balas. Sebab, mayoritas kabilah Quraisy terlibat.

Pada malam yang telah ditetapkan para pemuda ini mengepung rumah nabi dari segala penjuru. Lewat tengah malam, Nabi Muhammad SAW menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat pembaringan dan memakai selimut yang biasa dipakai Rasulullah SAW.

Atas kekuasaan Allah tak seorang pun di antara para musuhnya yang melihat kepergian Nabi Muhammad SAW. Beliau lalu menuju rumah sahabatnya Abu Bakar untuk melarikan diri ke arah Jabal Tsur. 

Setelah tersadar, para pemuda Quraisy ini kemudian masuk ke rumah. Alih-alih menemukan Rasulullah, mereka hanya melihat Ali bin Abi Thalib yang berpura-pura menggantikan nabi tidur.

Rasulullah pun terus diburu oleh para kaum kafir di Makkah. Mereka mengejar dan berusaha untuk membunuhnya.  Rasulullah dan sahabat yang menemaninya, Abu Bakar Ra, terus berlari dan menyelamatkan diri. 

Meski berat dalam memperjuangkan tegaknya Islam, Rasulullah tetap teguh berjuang dan tak pernah lelah berdoa. Ketika dikejar oleh kaum Quraisy di sekitar Jabal Tsur, Rasulullah pun menemukan Gua Tsur. 

Gua ini tidak terlalu besar, hanya cukup dimasuki orang tanpa berdiri tegak. Selama tiga hari tiga malam Rasulullah bersembunyi di sana.

Keajaiban pun terjadi. Pertolongan Allah SWT kepada Rasulullah muncul ketika sangat dibutuhkan. Saat kaum Quraisy tiba di depan gua, secara ajaib terdapat sarang laba-laba yang menutup mulut gua, juga sarang burung merpati. 

Dalam waktu yang sangat singkat, makhluk-makhluk Allah ini berusaha melindungi Rasulullah dengan membuat sarang besar yang biasanya harus dibuat dalam waktu yang lama.

Pengorbanan dilakukan Abu Bakar Ra. Saat berada di dalam gua yang sempit itu, dengan kondisi tubuh yang lelah karena berlari dari kejaran kaum kafir, ia tak memperlihatkan rasa letih di depan Rasulullah. Ia pun mempersilakan Rasulullah SAW untuk tidur di pangkuannya.

Saat itu, tiba-tiba keluar seekor ular berbisa dari lubang di dalam gua. Abu Bakar berusaha menghalaunya agar ular tersebut tak mendekati Rasulullah. 

Malang, justru dialah yang tergigit ular berbisa itu. Ia langsung mengigil dan demam karena gigitan ular tersebut. Meski keringat dingin mengucur dari wajah dan tubuhnya, ia tetap bergeming, tak ingin membuat tidur Rasulullah terganggu.

Pengorbanan lain juga dilakukan Asma binti Abu Bakar RA. Perempuan salihah ini berusaha selalu memberikan suplai makanan kepada Rasulullah yang sedang bersembunyi di dalam gua. Risiko besar dihadapinya, ia selalu mengendap-endap agar tidak ketahuan kaum kafir saat menuju Gua Tsur.

Oleh karena itu, gua sempit ini bukan sembarang gua. Di sanalah pernah terjadi sebuah peristiwa yang 
memperlihatkan perjuangan penegakan Islam pada masa awalnya. 

Gua ini menjadi saksi bisu pengorbanan kaum Muslim juga wujud nyata pertolongan Allah, sebuah keajaiban akan datang bagi hambanya yang sedang dalam kesulitan.

Peristiwa tersebut tertuang dalam Alquran, tepatnya di surah at-Taubah ayat 40. Di dalamnya dijelaskan, “Bila kamu tidak mau menolong Rasulullah maka Allah SWT telah menjamin menolongnya ketika orang-orang kafir.
mengusirnya berdua dengan sahabatnya. Ketika keduanya berada dalam gua, dia berkata kepada sahabatnya ‘janganlah engkau berdukacita karena Allah SWT bersama kita’.

Lalu Allah SWT menurunkan ketenangan hati kepada (Muhammad) dan membantunya dengan pasukan-pasukan yang tiada tampak olehmu. 

Dijadikan-Nya kepercayaan orang-orang kafir paling rendah dan agama Allah SWT menduduki tempat teratas, Allah SWT Maha perkasa lagi Mahabijaksana.

Jabbal Nur dan Gua Hira

Makkah -  Para  jamaah  haji  di Makkah,  Arab Saudi,  biasanya  menyempatkan  datang  ke Jabbal Nur. Nur berarti cahaya, sebab di  sinilah  Nabi Muhammad  pertama  kali  mendapat wahyu dari Allah. Beginilah rupa dan kisah Jabal Nur:


Dari sekian banyak tempat-tempat bersejarah di Makkah, rasanya belum lengkap jika belum mengunjungi Jabal Nur. Gunung ini menjadi titik awal Muhammad diangkat menjadi nabi terakhir. Jabal Nur berada di kawasan Hejaz atau atau sekitar 7 km dari Masjidil Haram.

Dilongok dari situs Islamic Landmarks, Kamis (10/10/2013), kata 'Nur' pada nama gunungnya memiliki arti cahaya. Bukan cahaya dalam arti kata sesungguhnya, cahaya yang dimaksud punya arti sebagai tempat pertama kali Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah.



Dalam sejarah, saat itu Nabi Muhammad sedang berada di dalam Gua Hira, salah satu gua di Jabal Nur. Ini adalah gua kecil dengan panjang 3,5 meter dan lebar 1,5 meter, serta letaknya berada 4 meter dari atas bagian puncak gunungnya.

Rupanya, Nabi Muhammad sudah sejak lama suka datang ke Gua Hira untuk menyendiri. Nabi Muhammad sering menenangkan pikiran di sana, hingga suatu hari wahyu tersebut turun melalui malaikat Jibril. Setelah wahyu pertama turun, lalu Nabi Muhammad melalui serangkaian proses panjang menjadi nabi dan rasul hingga Isra dan Miraj.

Tak heran, umat Muslim menyebut gunung tersebut dengan sebutan Jabal Nur atau gunung yang bercahaya. Turunnya wahyu dari Allah ke Nabi Muhammad, adalah titik awal cahaya Islam yang terus menerus benderang hingga kini.

Oleh sebab itu, Jabal Nur tak pernah sepi dari kedatangan para jamaah haji tiap tahunnya. Tak hanya saat haji, Jabal Nur hampir dipenuhi para umat Muslim tiap harinya.